Friday, January 22, 2016

Peran Perempuan Dalam Perpolitikan Di Aceh Tamiang

Politik dalam suatu negara (state) berkaitan dengan kekuasaan (power) pengambilan keputusan (decision making), kebijakan publik (public policy), dan alokasi atau distribusi (allocation or distribution) sumber daya (Miriam 2008:14). Definisi politik oleh Prof. Miriam Budiarjo tersebut,  jika disandingkan dengan kiprah perempuan dalam perpolitikan di Aceh Tamiang, ibarat menjelaskan peristiwa tarik menarik antar molekul dalam peristiwa kimia. Bukan tidak mungkin, peran perempuan, baik itu secara langsung  di dunia politik, atau secara tidak langsung, telah mewarnai dinamika kekuasaan, pengambilan keputusan, hingga alokasi atau distribusi sumber daya di Kabupaten Aceh Tamiang.

Peran perempuan dalam ranah  perpolitikan di Aceh Tamiang bukanlah hal tabu untuk diperdebatkan. Perempuan di Aceh Tamiang telah membuktikannya. Demikian salah satu poin krusial yang ditangkap dalam diskusi siang tadi, bertempat di kantor PKK Aceh Tamiang. Diskusi ini merupakan tindak lanjut dari diskusi sebelumnya yang bertemakan "mendorong kepemimpinan perempuan di Aceh Tamiang". 

Diskusi ba'da Jumatan menjelang Ashar tadi memang menyasar Iris Atika, yang juga menjabat sebagai Ketua PKK Aceh Tamiang untuk dimintakan respon atas  wacana tersebut. Mengapa Iris Atika? Selain sebagai Ibu Bupati, ternyata yang bersangkutan juga aktif sebagai Ketua Tim Pemenangan yang berhasil mengantarkan pasangan HI (Hamdan Sati-Iskandar Zulkarnain) sebagai Bupati dan Wakil Bupati Aceh Tamiang periode 2012-2017. Dan hasil kerja politiknya, terbukti sudah. Ia berperan aktif didalam perebutan kekuasaan di Aceh Tamiang, dan sebagai istri dari Bupati Hamdan Sati, tentunya berperan penting mendampingi sang suami dalam kancah perpolitikan di Aceh Tamiang.

Respon yang diberikan oleh yang bersangkutan cukup baik. Iris Atika juga mengemukakan secara sejarah, perempuan di Aceh telah membuktikan kualitas kepemimpinannya. Ada Cut Nyak Dhien, Cut Meutia, Laksamana Keumalahayati hingga Ratu Safiatuddin. Diingatkan juga olehnya, bahwa negara ini pernah dipimpin oleh  seorang presiden perempuan, yaitu Megawati Soekarno Putri.  Kesemuanya adalah bukti, perempuan layak tampil sebagai pemimpin.

Kader Politik Perempuan Aceh Tamiang
Pada diskusi dunia maya beberapa waktu lalu, seorang teman yang menjabat sekretaris salah satu partai nasional di Aceh Tamiang, menyatakan jika partainya siap mendukung kader perempuannya untuk tampil pada event pilkada Aceh Tamiang 2017. Tidak tanggung-tanggung, kader perempuan dari partainya yang saat ini duduk sebagai anggota legislatif, yakni sebanyak 2 (dua) orang, siap untuk dipromosikan.

Kader politik perempuan di Aceh Tamiang boleh dikatakan telah mewarnai dinamika perpolitikan di kabupaten ini. Sepertiga atau 10 (sepuluh) anggota DPRK Aceh Tamiang adalah perempuan. Ada juga yang menjabat sebagai fungsionaris partai, baik sebagai ketua atau menjabat sebagai sekretaris. Dan seperti disebut dibagian awal, perempuan di Aceh Tamiang, juga ada yang berperan sebagai ketua pemenangan calon bupati dan wakil bupati. 

Politik Pilkada 2017
Ini yang menarik, bagaimana dengan kiprah perempuan Aceh Tamiang pada pemilihan bupati dan wakil bupati 2017 nanti? Apakah peristiwa pada Pilkada 2012 akan terulang, atau akan muncul calon bupati dan wakil bupati dari kaum Hawa di Aceh Tamiang?

Dari sejumlah nama yang digadang-gadang akan tampil meramaikan kontestasi bursa bupati dan wakil bupati Aceh Tamiang 2017 nanti, belum ada tokoh perempuan Aceh Tamiang yang tersebutkan. Belum bukan berarti "tidak". Apalagi masa pentahapan pilkada, juga belum dimulai. Wacana untuk mendorong kepemimpinan perempuan di Aceh Tamiang, dipandang perlu untuk terus menjadi diskursus publik. Paling tidak, dengan munculnya tokoh-tokoh perempuan Aceh Tamiang nanti, akan memperkaya khazanah publik untuk memilih, siapa yang layak memimpin kabupaten ini.

Diskusi hari ini ditutup seiring azan Ashar berkumandang. Next, siapa lagi tokoh perempuan Aceh Tamiang yang akan di-urun rembug untuk berdiskusi dengan tema yang mungkin sama dengan suasana yang berbeda. Sebagai tanda mata, turut dipajang foto dengan narasumber siang tadi.


Karang Baru, 22 Januari 2016







No comments:

Post a Comment