Tuesday, January 12, 2016

Mendorong Kepemimpinan Perempuan di Aceh Tamiang

Ajang demokrasi lima tahunan untuk memilih Bupati dan Wakil Bupati Aceh Tamiang, hanya dalam hitungan bulan saja akan digelar. Meski demikian, aroma politik lokal untuk menentukan siapa yang bakal maju dan ikut berkompetisi sudah mulai tercium aromanya. Tulisan ini tidak bertendensi macam-macam, atau mewakili pendapat Institusi. Hanya pendapat pribadi berdasarkan diskusi politik di warung kopi.

Diskusi informal yang dibicarakan siang tadi, seputar bakal calon yang berasal dari kaum Hawa alias perempuan. Mengapa tidak, Aceh Tamiang dipimpin oleh perempuan. Toh, untuk level politik di kabupaten, tokoh perempuan yang bermain dan terjun langsung didalamnya memang secara fakta tersedia. Selain itu, mungkin dengan sentuhan perempuan, agenda pembangunan di Aceh Tamiang, bisa berjalan dengan lebih baik. Karena, sekian tahun dipimpin oleh kepala daerah dari kaum Adam, masih terdapat sejumlah agenda pembangunan yang masih terganjal dan terkesan kurang tegas.

Tanda-Tanda Zaman
Sebenarnya, kiprah politik perempuan di Aceh Tamiang sudah menunjukkan faktanya. Bukti bahwa perempuan mampu bersaing dengan laki-laki bisa dilihat, dari 30 anggota DPRK Aceh Tamiang, sepertinganya atau 10 orang adalah perempuan. Belum lagi beberapa partai politik di Kabupaten Aceh Tamiang, dipimpin oleh perempuan.

Sehingga, tidak salah jika momentum pilkada 2017 nanti, tampil sejumlah tokoh perempuan Aceh Tamiang. Hati-hatilah politisi yang berjenis laki-laki, hasil pemilu legislatif 2012 yang menghasilkan sepertiga anggota legislatif adalah perempuan membuktikan, tidak ada masalah dengan prilaku pemilih untuk memilih perempuan di Aceh Tamiang.

Keberhasilan kepemimpinan kepala daerah yang nota bene perempuan, sudah banyak contohnya. Sebut saja Illiza Walikota Banda Aceh. Kemudian Airin yang menjadi Walikota Tanggerang Selatan. Kemudian di Surabaya ada Ibu Risma. Sejarah masa lalu di Aceh, juga sudah membuktikan jika perempuan mampu untuk memimpin pemerintahan. Sebut saja Ratu Safiatuddin dan Laksamana Kemalahayati.

Siapa Tokoh Perempuan Tamiang
Tidak komplit rasanya jika tidak memunculkan nama-nama tokoh perempuan, yang dinilai layak untuk tampil memimpin Aceh Tamiang. Diantaranya adalah Nora Idah Nita, yang saat ini menjabat sebagai Ketua Partai Demokrat Aceh Tamiang dan Wakil Ketua DPRK Aceh Tamiang. Kepemimpinan di partai dan bisa mempertahankan keanggotaanya di DPRK Aceh Tamiang selama dua periode, patut dipertimbangkan.

Selanjutnya di partai lain ada nama Sumiyem, Desi Amelia, Siti Zuleha, Erawati, dan lain-lain yang saat ini menjadi anggota DPRK Aceh Tamiang. Sedangkan nama terakhir dipenutup diskusi siang tadi adalah munculnya nama Iris Atika, yang tidak lain adalah isteri Bupati Hamdan Sati.

Kiprahnya sebagai penggerak PKK dan Dekranas Aceh Tamiang dinilai sukses dan mendukung peran Sang Suami. Dengan keahliannya untuk memahami psikologi atau karakter pemilih Aceh Tamiang, jika Iris Atika tampil sebagai Calon Bupati, maka dipastikan akan mengakibatkan "kegaduhan" politik di tingkat lokal Aceh Tamiang. Belum lagi, posisi suami sebagai incumbent, dipastikan akan memberikan keuntungan plus jika Iris Atika mencalonkan diri.

Dengan siapa para calon perempuan ini akan berpasangan? Apakah calon wakil bupati dari kaum Hawa atau kaum Adam, diskusi siang tadi belum mengarah kesana. Karena Penulis mengundurkan diri untuk berisitirahat karena gangguan flu yang menjengkelkan. Sebagai oleh-oleh, dibawah ini terlampir foto diskusi siang tadi di Warkop Corner.

Karang Baru, 12 Januari 2016



No comments:

Post a Comment